Sebuah kebingungan

Sebuah prakata yang sangat saya yakini adalah “setiap pertanyaan pasti ada jawaban”. dan bukankah kita diberikan kecerdasan. dan kecerdasan ini menghasilkan pertanyaan dalam benak setiap individu. Maka bukankah selayaknya kita befikir…. dan berfikir itu menghasilkan serangkaian pertanyaan yang menunggu jawaban…. pertanyaan-pertanyaan itu saling berkaitan bagaikan rantai yang terbelenggu. Melihat rantai untuk mencari dimana gemboknya, dan setelah mendapatkan kunci, maka terbukalah.. dan aku percaya sebaiknya kita jangan memilah-milah pertanyaan. Jika bingung maka bertanyalah pada dirimu dan alam serta seisinya. Tak ada pertanyaan yang salah.

Saat ini ada serangkaian pertanyaan yang terlintas dalam pikiranku. namun satu pertanyaan dulu yang akan aku layangkan, mengenai hidup dan kehidupan…

Sungguh aku bimbang dalam kejengahan. Sebenarnya apa tujuan utama dari hidup dan kehidupan. Menjalani sesuatu yang tak kita ketahui yang berasal dari sebuah perjuangan dalam kelahiran. kita berjuang dari jutaan sel sperma, saling berebut untuk tampil di muka dunia. Dan sekitar sembilan bulan berjuang dalam kandungan untuk sempurna sebagai manusia. Dan setelah lahir kita berjuang untuk hidup. saat kita hidup kita berada dalam sebuah, maupun serangkaian kehidupan. namun apakah kita yang memilih kehidupan ataukah kehidupan yang memilih kita?

Ada seseorang yang optimis beranggapan bahwa, “kita harus optimis untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari hari ini”. Dan terlintas dalam benak saya….. Apakah setiap kehidupan itu harus lebih baik… bagaimana dengan orang-orang yang kehidupannya tidak baik? dan dia tidak bertemu anda untuk bertindak lebih baik. setiap hari adalah tidak baik dimata orang-orang yang beranggapan baik dalam kebaikkannya. Maka sebenarnya apakah arti kehidupan.

mungkin sebelum berbicara kehidupan, saya seharusnya menyinggung masalah hidup. untuk apa kita hidup? dalam Al-Quran Nur Qariim mengatakan untuk menjadi “khalifah dimuka bumi”. Sebagian orang yang mengaku ulama berkata untuk menjadi kahlifah dari alam. bukankah aneh….. khalifah itu kan seharusnya hanya ada satu. dan alam ini memiliki Khalifah yang tak terbantahkan yaitu ALLAH S.W.T.!!!! dan kita termasuk dalam sistem alam itu.

Dalam interprestasiku, khalifah disini adalah memimpin diri sendiri. Mengarahkan diri kita sendiri sebagai makhluk ciptaan. menuntun diri menjauhkan dari yang bersifat menyakiti dan berbentuk tidak mencintai diri sendiri. Memimpin diri sendiri berarti “akulah khalifah bagi diriku untuk mendekati sang Pencipta”. Maka bukanlah untuk surga maupun neraka. Bukankah kita sendiri yang menghadirkan surga sewaktu-waktu dan menghadirkan neraka sewaktu-waktu juga.

dan hal itu sudah termasuk ke dalam kehidupan. kehidupan memimpin diri sendiri untuk mendekati sang pencipta. Namun saat ini banyak yang melihat bahwa kehidupan berarti berjuang untuk hidup lebih baik. apakah hidup yang lebih baik dapat mengingat esensi kita, yang katanya untuk menemukan asal muasal semua ini? Sedih rasanya jika untuk menjalani kehidupan kita memilih. Apakah tidak takut memilih jalan yang salah. bukankah lebih baik kita pasrah terhadap kehidupan apa yang datang kepada kita? maka itu tidak akan salah jalan, karena ‘mungkin’ itu hadir dari sang pencipta.

maka kita harus mengindari kehidupan yang salah, begitu kata orang-orang. bagaimana kita tahu bahwa kehidupan yang kita jalani ini benar atau salah? dari sudut pandang diri sendiri, kehidupan dibenarkan antara rasa dan hawa nafsu. benar dan salah tak ada yang punya selain sang pencipta sebagai pemegang kebenaran yang hakiki.

mungkin kita disiapkan kehidupan sebagai sebuah cobaan sejauh mana kita ingin mensucikan diri kita. Jadi kita diberi pilihan untuk memilih kehidupan. dan kehidupan yang datang mungkin adalah sebuah cobaan untuk menguji kita.

Namun apakah kita hidup dalam kehidupan atau kehidupan dalam hidup kita?

Leave a comment