Rutinitas kita…… membosankan?

setiap pagi, melihat mayat-mayat yang bergerak. bangun pagi, mandi, berdoa, kerja , pulang tidur. dan ini adalah rutinitas sebagian besar para pekerja di seluruh dunia. bekerja demi uang guna melangsungkan hidup, dan telah merelakan dirinya diletakkan di altar pemujaan. berjalan dengan tidak sadar menuju tempat dimana dia kerja. sibuk dengan kerja mereka hampir tidak memiliki waktu untuk berfikir apa yang telah mereka lakukan. pekerjaan seiap hari yang mereka lakukan hanya untuk diri mereka. pemikiran mereka terbelenggu untuk memikirkan yang lainnya dan akhirnya mereka terbelenggu oleh pekerjaan mereka, dari pagi hingga sore. pikiran mereka terbebani oleh tekanan pekerjaan. sehingga hampir tidak ada ruang untuk berfikir secara bebas. yang terlintas di beberapa orang-orang itu pada malam hari adalah, “besok aku harus menyelesaikan laporan, jika tidak karirku akan tamat, dan jika karirku tamat maka aku tidak memiliki uang untuk melangsungkan hidupku…bagaimana anak dan istriku”. itulah yang terlintas dibenak setiap orang yang hidup di dalam dunia kerja yang mereka adalah orang kantoran yang bekerja di koorporasi.

secara tidak langsung mereka rela mengorbankan diri dari hari senin hingga jum’at (bahkan ada yang kerja setiap hari, senin-minggu) demi perusahaan dimana mereka bekerja. di benak mereka terngiang pikiran untuk bekerja dan bekerja. mereka seolah2 diberikan “tanggung jawab” yang hukumnya wajib bagi mereka. sehingga menjadi kewajiban mereka. padahal mereka juga punya hak. tapi anehnya mereka terkadang mengikhlaskan hak mereka… ya mau bagaimana lagi… itu hak mereka. dan mereka nyaman… jadinya ya sudahlah… ikhlas aja… kalo kata orang jawa nerimo….tapi apa mau nrimo terus….????

2 Responses to “Rutinitas kita…… membosankan?”

  1. Wisnu Anendya Says:

    mayat2 yang bergerak,.. teori yg bagus.

    namun pada kenyataannya meskipun kita menyadari bahwa kita terbelenngu kita tetap membiarkan diri kita terbelenggu, . .

    memang apa yang bisa kita lakukan. . apakah anda sudah bisa melepaskan diri darinya?

    • sayangnya belum…… dan saya belum tahu apakah saya terbebaskan….. mengikatkan diri pada rutinitas kita yang dianggap benar…atau mengikuti kemauan atas paham pembebasan diri dari keterbelengguan

Leave a comment