Tak Bermakna…

Nuansa pagi yang akan selalu tertanam dalam benak ku. Kabut putih di pagi yang menusuk membangunkan penghuninya untuk memulai harinya. Perlahan Rona Mentari masuk menembus pepohonan membentuk suatu keindahan yang ternilai. Mulai memberikan petanda mulainya kehidupan. Deras suara sungai menambah sejuknya udara pagi itu.

Sendiri terduduk di lapangan sepi bertepi Hutan. Seorang pemuda menanyakan segala pertanyaan akan dirinya sendiri. Tenggelam dalam lautan kegundahan, mencoba berenang ke permukaan untuk bertahan menghindari kematian. Tersadar bahwa telah terjebak dalam potongan puzle kehidupan, tanpa memikirkan dan menyadari telah meninggalkan skenario besar dalam hidupnya. Rasa penyesalan pasti ada. Dan percayalah ia telah memilih jalan yang berbeda, Jalan menuju lorong sunyi kegelapan, tanpa cahaya.

Namun semua itu telah berbeda, Sekarang secercah cahaya telah muncul dan menuntunnya kembali ke permukaan untuk selanjutnya terbang ke Langit Ke Tujuh. Tapi akankah kerajaan surga dan nirwana masih menerimanya..?

Leave a comment